Jumat, 02 Mei 2008


“Akhir Sebuah Pencarian”

(abdul kholek)

Seiring putaran waktu yang terus berputar, silih berganti, dari detik kemenit, ke jam, siang ke malam, sampai hitungan tahun, berabad bahkan berjuta tahun telah berlalu kehidupan dunia ini, seakan tanpa bekas, tanpa makna, yang akhirnya waktu mengantarkan jiwa-jiwa yang merasa suci, kelorong yang gelap tanpa cahaya

Dunia begitu indah dirasa, di puja dan di kagumi oleh kebanyakan orang, seakan dunia ini akhir dari segalanya, seakan dunia menjadi titik akhir perjalanan manusia, kitapun dari hari ke hari, seiring putaran sang waktu yang sombong terus melaju, berlalu begitu cepat dan tak terasa kita telah menorehkan sejarah kehidupan yang kelam dengan tintah yang kotor, tak bermakna, suram tak terbaca, yang pada akhirnya di penghujung waktu nanti, sejarah yang kelam itu. akan dibacakan di depan penghuni langit dan bumi, dalam naraca keadilan yang paling adil.

Mata tertunduk malu tetapi nanti…!!!, sekarang tidak ada yang di malukan lagi, berjalan dengan congkak seakan penuh kewibawaan, sombong dengan sedikit harta yang di miliki, ujub dengan sedikit ilmu yang di miliki, semua mengalir begitu saja tanpa bekas, tanpa di sadari, ternyata dirimu telah tertipu oleh “buaiyan dunia yang panah”

SOBAT SELAMATKAN AQ …………………!!!

Itulah jeritan, rintihan hati saat aku sendiri…, terbuai oleh mimpi dunia…

Sahabat sejatipun diam hanya termangu…, aku terpanah melihat kenyataan semua diam tanpa jawaban, semua tertunduk, terdengar rintihan dari kejauhan suara jawaban yang telah lama ku harapkan, ia berkata… sobat ???. aq tidak bisa berbuat banyak akupun telah tertipu oleh dunia

Aku pun berlari meninggalkan sahabatku,, mengejar sinar terang yang ada di kejauhan, ku berlari dan terus berlari, tak menghiraukan walau duri-duri telah menancap dan menggoreskan tintah darah yang merah segar dalam lukisan langkahku mengejar bayang itu,

semakin dekat semakin terang dan menyilaukan, ku terhenti di padang yang tandus, sepi, cahaya hilang berganti kegelapan, aku terpukul menyesali diri, aku tertuntuk, aku bertanya dalam diriku apa sebenarnya yang ku kejar tadi… !!!.

Cemeti kehidupan begitu membelenggu, aku ingin pergi jauh dari kenyataan pahit ini, meninggalkan sang waktu yang sombong dan kejam. Akupun tak dapat begerak, sebuah perangkap telah membelenggu jiwa yang selalu sepi ini. Kehidupan terus berlalu tapi aku masih terperangkap di padang tandus ini. Tanpa suara, tanpa sahabat yang dapat mengerti aku.

Hanya harapan yang mebuatku bertahan, Kehadiran sang musafir sangat ku nanti, tamparan angin gurun bersama pasir kehidupan membuyarkan lamunanku. Di kejauhan kulihat segerombolan musafir yang mencari makna kehidupan, berjalan seakan mendekatiku,

Belenggu kehidupan membuatku tak mampu bergerak, ku tertunduk berharap mereka kan datang, menyelamatkan jiwaku yang hampir hilang. Dengan menahan belenggu yang kian menghimpit, tubuhku semakin rapuh hampir tenggelam di padang pasir tandus yang sunyi, mataku mencoba menerawang jauh, ternyata harapanku telah musnah…, musafir pergi memutar arah ia hilang bagai patamorgana.

Jiwa tergoncang saat tubuh hampir tenggelam, tenggelam oleh pasir kehidupan yang terus menerjang tubuhku. Harapan musnah berganti penyesalan mengapa tubuhku sampai di padang yang tandus ini.

Tapi aku berusaha bertahan dengan jiwa yang hampir mati, sekilas terbayang jalan-jalan yang telah ku lewati, bersama kesendirianku mencari makna hidup, dan sahabat sejati yang bisa mengerti aku. Semuanya telah pupus, dan sirna tak ku dapatkan makna hidup dan sahabat sejati. Tapi ternyata perjalananku hanya mengantarkan jiwaku di padang tandus ini, nafas ku mulai sesak mungkin ini akhir dari pencarianku

Dibalik rembulan malam, Seorang sahabat karib dan seperjuangan, menyapaku dengan senyuman yang indah, seindah bulan purnama, yang telah lama tak kulihat sejak ku tedampar di padang ini, ku mencoba tuk tersenyum, dan menyambut tangannya yang ia ulurkan mengajakku pergi, tanganku gontai saat semuanya hanya mimpi, dan berlalu bersama hembusan angin malam , sahabatku ia pun pergi bersama hembusan nafas terakhirku.

(istiqomahkan hamba-Mu ya Rabb)


Tidak ada komentar: