Selasa, 23 Februari 2010

“Akhir Kerja Pansus Century; Menguji Kesetiaan Koalisi”

Oleh : Abdul Kholek

“Dua arah kesetian yang akan muncul diakhir kesimpulan pansus yaitu berhasilnya lobi yang menandakan kesetian pada kekuasaan, atau tetap konsisten pada kesimpulan awal yang menandakan kesetian pada konstituen politik”

Kerja panjang dan melelahkan dalam Pansus Century hampir usai. Pemanggilan beberapa pejabat penting untuk mengklarifikasi kebijakan pengucuran dana kepada Bank Centuy yang mencapai 6,7 Triliun menjadi agenda utama pansus. Terjadi perdebatan yang cukup alot antara fraksi yang tergabung dalam pansus, pro kontra dan saling tuding menjadi bagian yang tidak lepas dari proses tersebut. Warna baru dalam pencarian kebenaran dan pembenaran dalam parlemen yang mulai terlihat demokratis.

Mengapa sampai terjadinya pengucuran dana sebesar itu ?, siapa yang bertanggung jawab ? dan dengan alasan apa ?, merupakan beberapa pertanyaan utama dalam investigasi yang dilakukan oleh pansus. Di akhir-akhir kerja pansus berbagai pandangan umum dari masing-masing fraksi sudah hampir final.

Dari sembilan fraksi, tiga fraksi secara tegas menyebut nama-nama pihak yang bertanggung jawab pada proses penyelamatan PT Bank Century Tbk. Tiga fraksi itu adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hanura, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Mereka menyebut nama Boediono, Sri Mulyani, Rafat Ali Rivzi, Hesham Al-Warraq, Robert Tantular, hingga Miranda Swaray Goeltom harus bertanggung jawab. Sementara enam fraksi lainnya tidak menyebut nama. Fraksi-fraksi itu adalah Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Demokrat (http://korupsi.vivanews.com/news).

Partai Demokrat dan PKB menyampaikan pandangan bahwa dana tersebut dikeluarkan sebagai sebuah tindakan yang positif untuk mempertahankan ekonomi yang sedang di terjang krisis global. Asumsi ini mengisyaratkan bahwa tidak ada penyimpangan dalam kasus century, inilah yang diyakini oleh kedua fraksi tersebut.

Posisi Partai Demokrat yang sedang memegang kendali eksekutif dan perbedaan pandangan dengan partai koalisi menjadi pembicaraan hangat akhir-akhir ini. Partai Demokrat sepertinya cukup khawatir dengan perpecahan pandangan akhir dari partai koalisinya. Lobi-lobi menjadi salah satu alternatif yang menjadi agenda untuk mencari dukungan yang maksimal di pansus.

Propanganda dari kelompok kepentingan dengan serta merta memunculkan berbagai isu-isu, yang cukup menggentarkan bagi partai koalisi yang terlalu vocal dalam pembahasan century. Isu resaffle kabinet dan penata ulang atau reorientasi komitmen koalisi menjadi sebuah wacana internal bagi partai-partai koalisi.

Melihat kejadian ini, sebagai sebuah ujian berat terhadap koalisi. Kebenaran objektif yang akan mereka usung atau kebenaran subjektif yang akan mereka usung. Inilah sebuah teka-teki kehidupan demokratis, keberpihakan pada rekan politik dan kepentingan, atau keberpihakan pada masyarakat dan keadilan akan menjadi tantangan berat bagi partai politik dalam menentukan pandangan akhir di pansus century.

Dua Arah Kesetiaan; Konsisten Versus Inkonsenten

Pra pandangan akhir dan kesimpulan-kesimpulan dari masing-masing fraksi sangat kontroversial. Terutama pada fraksi-fraksi partai yang berkoalisi dengan pemerintah. Tidak sejalannya pendapat tersebut sebagai ujian besar bagi partai koalisi, dan bahkan dapat berakibat pada konflik elit yang akan berujung pada bubarnya koalisi, aroma ini sudah mulai tercium saat isu resaffel kabinet. Ada partai yang memberikan pernyataan akan keluar dalam koalisi dan menarik sejumlah menterinya jika terjadi resaffel.

Isu ini mulai tenggelam dan mulai beralih dengan pendekatan lobi politik. Kerja ini merupakan sebuah alternatif yang cukup lunak dan dianggap efektif untuk meminimalkan perbedaan pandangan antara partai koalisi. Dua arah kesetian yang akan muncul diakhir kesimpulan pansus yaitu berhasilnya lobi yang menandakan kesetian pada kekuasaan, atau tetap konsisten pada kesimpulan awal yang menandakan kesetian pada konstituen politik. Merupakan putusan yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat, yang sebagian besar menyaksikan perdebatan panjang pansus century.

Disinilah letak ujian terbesar dari partai-partai koalisi, kejujuran, mengedepankan keadilan dan kepentingan umum seharusnya menjadi pertimbangan utama dalam putusan akhir. Tentunya dengan data dan fakta yang telah terkumpulkan dalam pansus. Legitimasi dari peran legislatif sebagai kontrol terhadap eksekutif dan penyalur aspirasi politik masyarakat menjadi pertimbangan yang cukup rasional untuk menyuarakan sebuah kebenaran yang di yakini dalam temuan-temuan tersebut.

Hal ini sejalan dengan pendapat Denny J (2006 : 12), mengenai kedudukan parlemen, bahwa semua anggota parlemen yang dipilih langsung oleh rakyat atau konstituen politik, dengan sendirinya tidak berhutang budi kepada siapapun (apalagi pihak eksekutif), kecuali pada rakyat yang memilihnya. Asumsi yang disampaikan tersebut, merupakan sebuah gambaran bagaimana seharusnya parlemen atau anggota legeslatif berperan. Inilah tabir gelap teka-teki century yang ditunggu-tunggu oleh rakyat pada akhir kerja pansus Tanggal 4 Maret 2010 mendatang.