Jumat, 22 Agustus 2008

07 September 2008

Catatan Hari Lahir, (23 Tahun)

Angin malam yang menusuk sendi-sendi, dan ruas tulang yang telah rapuh, membangunkan aku di kegelapan malam, hari Ini Minggu 07 September 2008, 02.00 WIB. Mencoba bangkit dari lelap tidur, aku terjaga ternyata hari ini, hari kelahiranku, 23 tahun bukan waktu yang singkat, perjalan panjang telah di tempuh, pahit, getir kehidupan telah banyak di lalui.

Mengingat-ingat masa kecil bersama keluarga, sahabat sepermainan, sanak saudara, pengajian di sore hari dan kampung halaman yang telah mendidikku, mengajariku bagaimana mengarungi kehidupan

Menetes air mata ketika mengingat masa kecil di kampong halaman, banyak sahabat yang telah pergi dan berlalu, aku semakin termangu, dan terdiam perjalan panjang telah kulewati,

Kini tidak terasa umur sudah hampir menjelang senja, 23 tahun bukan waktu yang singkat, mungkin karena kurangya perenungan babwa kehidupan selalu berlalu, dan waktu akan mengubah segalanya, hari ini akan menggantikan kemarin dan esok akan menggantikan hari ini begitu seterusnya,

Merenung kembali dan merentas batas waktu yang telah berlalu, aku teringat. Di surau tua “guru mengaji di kampung pernah mengatakan” : “Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Luqman : 29).

Tertunduk mengingat perjalan panjang yang telah di tempuh, malu melihat goresan catatan kelam yang telah aku teorehkan sendiri, ini bukan waktu muda lagi ...!!!, inilah kata-kata yang selalu mengiringi perenungan malam itu...

Kugoreskan catatan dalam hati untuk meniti perjalan kedepan, hari esok harus lebih baik, sampai semua tersadarkan akan batas akhir yang sering terlupakan.

Ucapan selamat hari lahir dari saudara-saudariku yang tercinta, mengiringi perungunganku, mengenang perjalan panjang yang telah aku lalui, aku tersadarkan aku di sini tida sendiri, aku masih punya keluarga, aku masih punya saudara/i seiman, punya teman sepermainan, punya cita-cita, punya harapan, punya keinginan, dan Alhamdulilah aku masih punya kesdaran untuk merenungi siapa sebenarnya diri ini ?, dari manan aku datang ?, akan kemana aku pergi ?, dan akan berlabuh kemana perjalan panjang ini ?

23 tahun telah berlalu bukan waktu yang singkat, sudah seberapa banyak kebaikan yang telah engkau perbuatan, akankah lebih besar dari pada keburukan yang engkau perbuat.

Perenungan belum usai disini..., karena catatan-catatan kebaikan dan keburukan akan tetap tersimpan, seiring perjalan waktu yang terus berlalu...,

Perjalanan masih panjang, perenungan belum usai...,titik akhir yang semakin dekat seharusnya mendewasakanmu dalam berpikir dan bertindak..,

Sintesa akhir sebuah perenungan berlabuh di ayat Ar Rahman yang mengetarkan pernunangan malam ini, ”Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?”

1 komentar:

Anonim mengatakan...

alhamdulillah...masih sering muhasabah...semanggat