Jumat, 22 Agustus 2008



”Mahalnya Sebuah Penghayatan"

Hari ini 13 Agustus 2008 sama seperti hari kemarin suasana kampus masih sepi. Bisu dan sepinya kampus menjadi warna tersendiri dalam realitas hari ini.

Semua orang tidak tau apa yang mesti dilakukan dan di kerjakan, mahasiswa tertidur di bangku kuliah, dosen pura-pura bingung menyampaiakan teori, mungkin karena kesejahteraan yang semakin memburuk.

Inilah gambaran sekelumit realitas hari ini, diskusi-diskusi yang mencerahkan mulai di tinggalkan dan di lupakan, ketika di tanya mengapa indonesia kian hari kian terpuruk, kita menjawab kesalahan sistem, yang menjadi pertanyaan mendasar, apakah kita sadar bahwa kita adalah pemain dan aktor yang berperan di dalam sistem yang selalu menjadi kambing hitam.

Mahasiswa sangat anti terhadap nilai estitika, mereka menganggap mereka paling benar,padahal Hegel sang Inspirator Karl Marx mengatakan bahwa kebenaran adalah sebagian kebenaran.

Revolusi menjadi impian yang takkan pernah terwujud, karena kita masih tertinggal, ketertinggalan tidak membuat kita bangkit mengejar, tapi kita tetap diam seakan itu sebuah penyelesaian.

Dimana generasi yang akan membangun dan mengharumkan negeri, dimana generasi yang akan melahirkan teori-teori baru, dunia kampus menjadi ajang tempat berteaterikal generasi yang sakit.

Apakah ini akhir dari kata revolusi, tentunya kita telah keluar dari format perubahan yang ideal yang cita-citakan oleh para pendahulu negeri ini. Kita berjalan sendiri-Sendiri rapatnya barisan para pejuang jarang di hayati dengan hati, refleksi kemerdekaan kita habiskan dengan euforia semu,

Generasi yang sakit ini seharusnya bangkit, teori kita telah kehilangan orisinalitasnya, dimanakah dunia kampus yang dulunya melihahirkan para intelektual muda, di manakah kampus tempat membentangnya wacana-wacana perubahan baru, kampus ini masih bisu, mentaripun hampir tenggelam, ternyata gelapnya malam sudah mulai mengintai, dan bahkan akan menenggelamkan generasi yang sakit ini….(ObSeSiKu)




Tidak ada komentar: