Rabu, 09 April 2008

Artikel

ANALISIS
IDEOLOGI SOSIAL BUDAYA
MASYARAKAT PERKOTAAN ( URBAN COMMUNITY)
(abdul Kholek)
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah
Kota merupakan suatu wilayah yang memilki komposisi penduduk yang tinggi bila dibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayah pedesaan. Tingginya jumlah penduduk di wilayah perkotaan salah satu faktornya yaitu disebabkan oleh urbanisasi penduduk dari desa ke kota yang relative tinggi, dan akhir-akhir ini meingkat cukup signifikan. Hal ini akan berkaitan dengan masalah ketidak pastian para urban dalam menjalankan kehidupan sosialnya, dan di sisi lain para urban harus menghadapi kemajuan kehidupan kota, di mana setiap masyarakat urban memberikan makna kepada kehidupan dan menempatkan segala sesuatu dalam suatu tatanan yang lebih fleksibel.
Ada kalanya dari mereka memunculkan karakteristiknya sendiri namun jika terjadi keadaan yang tidak mengenakkan karena beraneka orang saling berinteraksi, yang memungkinkan dapat membentuk karakter baru. Karakter ini merupakan bentuk atau alat untuk menyesuaikan diri dan tanpa menghilangkan karakter mereka. Tetapi dalam kehidupan masyarakat kota kontemporer sekarang ini tidak banyak yang bisa bertahan dengan kerakter yang selama ini mereka pegang, hal ini di kerenakan adanya pengaruh yang besar dari perkembangan kebudayaan global sebagai imbas dari kapitalisme global yang tidak dapat di elakkan dalam masyarakat perkotaan (urban community)
Kondisi masyarakat perkotaan berdasarkan tatanan sosio-demografi yang sangat komflek dan beragam sekali, menjadikan kota sebagai tempat yang subur bagi berkembangnya berbagai macam ideologi-ideologi dan budaya-budaya kontemporer yang secara berkesinambungan, berkelanjutan menggantikan ideologi dan budaya ynag sudah ada.
Kebudayaan masyarakat perkotaan yang beragam dari kebudayaan komunitas marjinal sampai pada kebudayaan komunitas elit, semakin memberikan warna tersendiri dalam kehidupan masyarakat kota. dengan konfelknya permasalahan yang dihadapi oleh masayakat kota membuat mereka untuk benar-benar peka terhadap berbagai permasalahan yang muncul di sekeliling mereka.
Kehidupan masyarakat perkotaan di abad globalisasi yang penuh dengan dinamika, baik dari sisi budaya, social, maupun politik. Manusia menjalaninya dengan kegembiraan, keputusasaan, keakraban, konflik, keharmonisan dan ketidak harmonisan (Irmayanti Meliono, 2004 : 65). Kutipan diatas menggambarkan suatu realitas kehidupan masyarakat perkotaan pada zaman kontemporer sekarang ini.
Berdasarkan fenomena yang telah di sampaikan tersebut, maka hal yang menarik untuk di kaji dan dianalisis dalam makalah ini yaitu melihat bagaimana peranan dan perkembangan ideologi social dalam kehidupan masyarakat perkoataan (urban community).

I.2. Permasalahan
Kota sebagai suatu wujud dari keragaman kebudayaan yang cukup plural, menjadikannya sebagai tempat yang subur untuk meleburnya dan munculnya kebudayaan baru, baik itu berupa ide-ide baru ataupun dalam bentuk manifestasi hasil karya manusia. Berdasarkan uraian dalam latar belakang dan konsep di atas maka yang menjadi permasalahan pokok dalam makalah ini yaitu bagaimana peranan ideologi social budaya dalam kehidupan masyarakat perkotaan (urban community.
Adapun rumusan spesifik permasalahan makalah ini, yaitu sebagai berikut :
Ø Bagaimana gambaran dan kondisi umum masyarakat perkotaan (urban community) ?
Ø Bagaimana perkembangan dan menifestasi dari ideologi budaya dalam masyarakat perkotaan (urban community) ?
Ø Bagaimana hubungan ideologi social budaya dengan dimensi-dimensi dasar yang ada dalam masyarakat perkotaan (urban community) ?

I.3. Tujuan
I.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam makalah (analisis) ini adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana peranan ideologi social budaya dalam masayarakat perkotaan (urban community)
I.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam makalah (analisis) ini adalah sebagai berikut :
a) Untuk memberikan gambaran umum mengenai kehidupan masyarakat perkotaan (urban community)
b) Untuk mengetahui dan mengidentifikasi perkembangan serta manifestasi dari ideologi budaya dalam masyarakat perkotaan (urban community)
c) Untuk melihat hubungan ideologi social budaya dengan dimensi-dimensi dasar yang ada dalam masyarakat perkotaan (urban community) ?

I.4. Manfaat
I.4.1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan teoritis mengenai ideologi budaya dalam masyarakat perkotaan (urban community) . Serta memperkaya khasanah bagi perkembangan ilmu-ilmu sosial khususnya sosiologi dalam mengkaji dan menganalisis berbagai dimensi yang berkaitan dengan masalah lingkungan social budaya terutama pada masyarakat perkotaan (urban community)

I.4.2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah :
a) Dapat digunakan untuk pengkajian yang lebih mendalam mengenai lingkungan social budaya masyarakat perkoataan (urban community)
b) Sebagai bahan rujukan bagi studi lanjutan dalam mengungkapkan berbagai aspek yang berkaitan dengan perkembangan masyarakat perkotaan (urban community), terutama pada kehidupan kontemporer sekarang ini.
c) Sebagai bahan masukan bagi pemerintah untuk memperhatikan ideologi social budaya dalam perencanaan pembangunan kota.

BAB II
PEMBAHASAN


II.1. Masyarakat Perkotaan (urban community)
Menurut suparlan ( 2004 ), kota merupakan tempat pemukiman yang dihuni secara permanen dimana warga atau penduduknya membentuk sebuah kesatuan hidup yang lebih besar pengelompokkannya dari pada sebuah marga atau keluarga luas.
Menurut konctjaraningrat ( 1985 ), kota merupakan bentuk dari pemukiman manusia yang padat dengan system teknologi, ekonomi, organisasi social, dan administrasi yang berkapasitas tinggi untuk menyediakan jasa-jasa dan mengatur kehidupan jumlah manusia yang tak terbatas besarnya.
Dari kedua pengertian kota tersebut dapat di generalisasikan bahwa kota merupakan sebagai tempat yang permanen yang di huni oleh sekelompok besar masyarakat yang plural (majemuk), dimana setiap elemen atau unsure-unsur dalam masyarakat saling berhubungan erat dan saling melengkapi sebagai suatu kesatuan dalam sebuah system yang lebih dikenal dengan masyarakat kota.
Selain itu kota merupakan suatu wujud dari perkembangan peradaban manusia dimana suatu kehidupan yang berpola primitiv bergeser pada suatu pola yang mengedepankan rasionalitas, secara sederhana dapat dikatakan bahwa kota merupakan suatu wujud apresiasi, implementasi dan manifestasi dari perkembangan pikiran manusia yang semakin mengedepankan rasionalitas. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh tokoh filsafat klasik Descartes bahwa “Cogito ergo sum” saya berfikir maka saya ada, dalam artian bahwa kota itu muncul karena manusia berfikir atau menggunakan rasionalitas.
Munculnya kota sebagai hasil dari proses berfikir manusia dalam menghadapi suatu lingkungan social budaya tertentu terutama untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan social. Menghasilkan suatu rumusan tersendiri mangenai masyarakat perkotaan (urban community). Masyarakat perkotaan secara umum merupakan lawan dari masyarakat perdesaan (rular community). Antara masyarakat pedesaan dengan perkotaan terdapat perbedaaan dalam perhatian, khususnya terhadap keperluan hidup. Di desa yang di utamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan utama kehidupan, hubungan-hubungan untuk memperhatikan fungsi pakaian, makanan, rumah, dan sebagainya, lain dengan masyarakat kota yang mempunyai pandangan berbeda dimana penenuhan kebutuhan pokok dikaitkan dengan kebutuhan social, misalnya bila ada tamu di usahakan untuk menghidangkan makanan dalam kaleng sehingga menimbulkan kesan bahwa yang menghidangkan mempunyai kedudukan social yang tinggi.
Menurut soerjono Soekanto ( 1990 : 156 ) ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu :
a) Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan agama di desa. Ini disebabkan cara berfikir ynag rasional, yang didasarkan pada perhitungan eksaks yang berhubungan dengan relita masyarakat.
b) Orang kota biasanya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa tergantung pada orang lain ( individualisme )
c) Pembagian kerja diantara warga kota juga lebih tegas serta punya batas yang nyata
d) Jalan pikiran rasional biasanya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan hubungan lebih di dasarkan pada factor kepentingan
e) Perubahan-perubahan social tanpak dengan nyata di kota – kota, karena kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh luar.
Penjelasan mengenai masyarakat kota diatas memperlihatakan akan perbedaan yang tegas antara kehidupan masyarakat kota dengan masyarakat perdesaan, walaupun untuk zaman yang kontemporer seperti sekarang ini antara desa dan kota hampir sulit di bedakan. Tetapi secara substansial perbedaan tersebut masih ada dan sangat besar terutama pada masyarakat desa yang masih minim mendapat pengaruh dari kota.


II.2. Perkembangan dan manifestasi ideologi budaya dalam lingkungan sosial budaya masyarakat kota.
Ideologi sering di kaitakan dengan konsep yang di reduksi sebagai pemikiran politik dalam tindakan praksis dan berkonotasi negative, karena sering di dalamnya berisikan pemikiran yang sering kali memaksakan kehendak kepada masyarakat ( Prof. Dr. Mundardjito : 2004 )
Perkembangan dan kemajuan masyarakat, yang menjadi pusatnya terutama daerah perkotaan dimana dikedepankan rasionalitas yang tinggi, menjadi titik awal dari terjadi perubahan dan pergeseran aturan-aturan serta konsep-konsep lama yang telah berkembang dalam masyarakat, begitu juga dengan konsep Ideologi pengertian yang umum seperti yang telah di sebutkan diatas mempunyai konotasi yang sangat negatif, telah bergeser pada substansi yang lebih positif, dimana ideology tidak hanya di definisikan sebagai suatu pemikiran politik belaka tetapi telah di lihat dari berbagai paradigma, misalnya dari paradigma budaya maka lahir istilah ideologi budaya.
Ideologi budaya merupakan sebuah gagasan, pemikiran ataupun ide-ide yang berada pada kebudayaan materialistic. Di dalam kebudayaan materialistic ideologi tidak beroperasional secara fisik melainkan berada di dalam kepala di dalam kematangan jiwa, keluasan pengalaman, dan kedalaman pikiran sebuah masyarakat, sehingga pemikiran masyarakatlah yang berperan dalam pembentukan dan mewujudkan ideologi tersebut ( Prof. Dr. Mundardjito : 2004 )
Perkembangan ideologi budaya merupakan hasil dari perenungan manusia mengenai hakikat dari kebudayaan, dalam hal ini ideologi budaya merupakan refleksi dari perkembangan ilmu filsafat, sesuai dengan pengertiannya secara harfiah Fhiloshophia atau ‘mencari kebijaksanaan’. Ideologi budaya mencoba mencari kebijaksaan dan kearifan dari nilai-nilai budaya untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang diinginkan.

Gambar diatas menjelaskan secara jelas tentang perkembangan ideologi budaya serta menifestasinya, yang menjadi inti dari rangkaian gambar tersebut yaitu pemenuhan kebutuhan manusia ( kebutuhan biologis dan social ), manusia sebagai mahluk individual sekaligus sebagai mahluk social memiliki kebutuhan yang di sebutkan diatas, tetapi yang menjadi orientasi utama pada masyarakat perkotaan yaitu dikedepankannya kebutuhan sosial, proses berpikir manusia terutama dalam masyarakat kota yang dikedepankan yaitu rasionalisme, rasionalisme inilah yang akan membedakan antara ideologi social budaya masyarakat kota dan desa, kemudian ideologi tersebut yang dimiliki secara kolektif oleh kelompok masayarakat kota di implementasikan kedalam kehidupan mereka sehingga menghasilkan bentuk-bentuk manifestasi dari kebudayaan. Kebudayaan inilah yang menjadi jembatan antara manusia dengan lingkungan sosial budaya sehingga berpengaruh pada proses pemenuhan kebutuhan manusia. Bentuk konkrit manifestasi ideologi social budaya kota yaitu dimana teknologi menjadi sombol-simbol kebudayaan manusia.
Manifestasi dari ideologi social budaya kota sangat beragam sekali seperti yang telah di sebutkan diatas, tetapi ada satu lagi yaitu munculnya kebudayaan popular. Kebudayaan popular merupakan kebudayaan yang memiliki elemen-elemen budaya tanpa harus mengikuti norma-norma tradisi atau adat istiadat masyarakat tertentu. Pada kebudayaan poluler semua elemen dapat mengaktualisasikan dan mengekspresikan nilai budaya dengan lebih bebas. Kebebasan yang di kedepankan oleh masyarakat kota merupakan wujud umum dari manifestasi ideologi soial budaya masyarakat perkotaan.

II.3. Hubungan ideologi social budaya dengan dimensi-dimensi dasar yang ada dalam masyarakat Perkotaan (urban community)
Masyarakat perkotaan (urban community) seperti yang di sebutkan dalam bahasan terdahulu merupakan masyarakat yang ditandai dengan semakin mejemuk dan pluralnya dalam berbagai bidang. Dalam kajian demografis pluralnya masyarakat kota dikarenakan tingginya arus urbanisasi pada masyarakat kontemporer sekarang ini, salain itu juga berpengaruh pada komposisi penduduk perkotaan yang sangat padat. Dalam kajian mengenai teritorial perkotaan yang dilihat yaitu susunan atau tatanan tata ruang kota dalam proses pembangunan fisik atau infrastruktur perkotaan.
Ideologi social budaya tidak hanya terjadi perbedaan antara masyarakat kota dan desa saja, tetapi dalam satu dimensipun misalnya masyarakat perkotaan juga terdapat perbedaan ideologi sosial budaya, perbedaan ini dikarenakan dua hal yang telah di sebutkan dalam paragraf sebelumnya yaitu urbanisasi dan pembangun tata ruang kota, tetapi secara garis besar, umum, dan universal bahwa ideologi social budaya kota lebih kental di pengaruhi oleh kemajuan teknologi dan rasionalitas masyarakat.
Kemajuan teknologi yang berada di tengah kebudayaan manusia merupakan hasil dari kegigihan manusia dimasa renaissance hingga abad ini dalam menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi ini secara tidak langsung telah berkaitan erat dengan kebudayaan manusia terutama pada masyarakat perkotaan (urban community).
Kehidupan kota yang bersifat heterogen telah memberikan warna tersendiri dalam berbagai asfek dan dimensi kehidupan, ideologi social budayapun merambah pada semua asfek atau dimensi kehidupan. Didalam masyarakat kontemporer dan masyarakat industrilah ideologi itu berada, khususnya diabad ini ( Irmayanti Meliono – Budianto. 2004:129)
Pada masyarakat perkotaan yang menjadi pemegang kendali ideologi yaitu para masyarakat industri (kaum kapitaslisme) yang menciptakan suatu bentuk menifestasi budaya tertentu yang akan mempengaruhi masyarakat yang menerimanya.

Gambar sederhana diatas menjelaskan sebuah gambaran dari masyarakat perkotaan (urban community) dimana di bagian paling atas berupa masyarakat industri. Masyarakat industri yang memliki kemampuan teknologi yang tinggi, yang secara langsung menciptakan berbagai kebudayaan, hasil dari kebudayaan-kebudayaan ini di sampaikan kepada masyarakat pengguna melalui media yang mereka kuasai, dengan sendirinya suatu kebudayaan yang diboncengi oleh ideologi masyarakat industri, mempunyai pengaruh yang cukup luas global dan signifikan sekali menyentuh seluruh asfek dan dimensi kehidupan masyarakat pengguna.
Seperti yang telah di sampaikan dalam uraian sebelumnya bahwa ideologi social budaya masyarakat kota mendapat pengaruh yang signifikan dari teknologi dan rasionalitas. Ideologi yang terbentuk tersebut juga mempunyai pengaruh dan hubungan yang cukup luas dalam berbagai dimensi-dimensi yang ada dalam masyarakat, diantaranya sebagai berikut : a). Dimensi Politik, hubungan antara ideologi social budaya dengan dimensi politik dalam masyarakat perkotaan merupakan suatu bentuk hubungan dua arah dimana kedua unsur saling mempengaruhi, tetapi dapat dilihat dari realitas social bahwa dimensi politik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ideologi budaya, misalnya tayangan-tayangan media yang banyak memuat berbagai konspirasi politik di dalamnya. b). Dimensi Sosial dalam dimensi ini yang sangat nyata hubungannya yaitu dapat dilihat melalui perubahan pengetahuan, gaya hidup, dan perilaku masyarakat kota kaerena pengaruh menyebarnya ideologi social budaya sebagai hasil produk masyarakat industri. c). ekonomi lain halnya dengan ekonomi yang hubungan antara idelogi social budaya dengan ekonomi melahirkan suatu tatanan perekonomian kapitalisme, sebagai wujud dari masyarakat industri. d). dimensi agama, dalam hal yang paling urgen seperti agama ternyata pengaruhnya masih di dominasi oleh ideologi social budaya sehingga peran agama dalam masyarakat perkotaan semakin memudar dan bahkan hampir hilang di telan oleh hedonisme. e). dimensi bahasa dan komunikasi lebih nyata lagi dengan penggunaan iklan dalam media massa yang semakin gencar yang secara tidak langsung juga mempengaruhi prilaku masyakat kota. semua unsur tersebut merupakan suatu kesatuan yang saling mempengaruhi dalam sebuah system.
Dalam culture universal terdapat tujuh elemen dasar budaya yaitu religi, seni, bahasa, teknologi, ekonomi, organisasi dan pengetahuan. Semua eleman budaya teersebut dalam masyarakat terlebur menjdai system yang saling terkait satu sama lain, di dalam kebudayaan kontemporer elemen-elemen budaya itu memiliki tanda yang sekaligus sebagai symbol dan juga gagasan. Gagasan atau ide sebagai wujud konkrit dari ideologi budaya masyarakat kota mengandung unsur inovatif, kreatifitas dan impropisasi sehingga tersalurkan dalam bentuk budaya yang konkrit.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

III.1. Kesimpulan
Masyarakat perkotaan merupakan suatu tatanan masyarakat yang sangat plural dan beragam sekali. Kota sebagai symbol dari kemajuan peradaban manusia telah menjadi tempat yang sangat baik bagi perkembangan berbagai ide-ide dan kebudayaan-kebudayaan global. Kebudayaan dan ideologi global merasuk kedalam masyarakat perkotaan (urban community) dengan sendirinya telah menghilangkan suatu tatanan yang telah lama berlaku.
Globalisasi adalah gerbang utama munculnya dan lahirnya ideologi social budaya dalam masyarakat kontemporer sekarang ini, ideologi social budaya masyarakat kontemporer perkotaan di tandai dengan di kedepankannya semua tatanan kehidupan yang bermuatan politis, ekonomi, teknologi dan unsure lain yang mempunyai pegnaruh yang signifikan dalam kehidupan masyarakat perkotaan (urban community)

III.2. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan di atas penulis menyarankan kepada pengambil kebijakan terutama pemerintah kota agar benar-benar memperhatikan lingkungan sosial budaya dan juga ideologi serta kebudayaan kontemporer yang sedang berkembang, sehingga perencanaan dan pemberdayaan masyarakat masyarakat kota akan terwujud sebagai cerminan dari aspirasi masyarakat perkotaan (urban community)

Referensi :
H Purnama, Dadang. Modul Panduan Lingkungan Sosial Budaya. Fisip UNSRI

Meliono Budianto, Irmayanti. 2004. Ideologi Budaya. Jakara : Yayasan Kota Kita

- Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Weber, Max. 1989. Kapitalisme, Birokrasi dan Agama. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya

Tidak ada komentar: