Rabu, 09 April 2008

Penelitian

PERANAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM)
NON- GOVERNMENT ORGANIZATION (NGO)
DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN PEDESAAN
( Studi kasus peranan Lembaga Swadaya Masyarakat “Peduli Petani”
di Kota Pagar Alam dalam pemberdayaan buruh tani di Desa Kerta Dewa )

Oleh : Abdul Kholek

1. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan masalah fenomenal yang selalu mewarnai peradaban hidup manusia, sejak awal peradaban manusia yang masih sangat sederhana sampai memasuki peradaban yang modern sekarang ini hingga post modern. Kemiskinan dan masyarakat ibarat mata uang logam, dimana kedua sisi tersebut tidak mungkin untuk dapat dipisahkan. Kemiskinan menjadi tantangan dan permasalahan cukup berat yang di hadapi terutama oleh Negara dunia ke tiga termasuk di dalamnya bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia merupakan Negara yang mempunyai kapasitas penduduk miskin yang relativ tinggi. Dimana kemiskinan tersebut lebih dominan terdapat pada masyarakat pedesaan, hal ini dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 1
Jumlah dan persentase penduduk miskin tahun 200 – 2004
Tahun
Jumlah Penduduk Miskin
Persentase Penduduk Miskin
Perkotaan
Pedesaan
Desa + kota
Perkotaan
Pedesaan
Desa + kota
2000
12,3
26,4
38,7
14,60
22,38
19,14
2001
8,6
29,3
37,9
9,76
24,84
18,41
2002
13,3
25.1
38,4
14,46
21,10
18,20
2003
12,2
25,1
37,3
13,57
20,23
17,42
2004
11,4
24,8
36,2
12,13
20,11
16,66
Sumber : Data statistik tahun 2005
Dalam tabel diatas terlihat jelas akan besarnya perbedaan jurang kemiskinan antara masyarakat desa dan masyarakat kota. dimana kemiskinan di pedesaan lebih lebih besar daripada kota sebanyak 7,93 % pada tahun 2004. Dalam hal ini sudah sepatutnya semua elemen yang bersangkutan baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (non-government organization) dan usnsur yang lainnya, untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap masyarakat desa yang sebagian besar bermata pencaraian sebagia petani, dengan membuat perencanaan yang benar-benar urgen dan bermanfaat bagi masyarakat pedesaaan serta dapat melihat berbagai potensi yang dimiliki masyarakat desa untuk di kembangkan dan di berdayakan, sehingga kebangkitan masyarakat desa dari jurang kemiskinan menjadi suatu gerakan yang tangguh bukan sebagai suatu gerakan yang instant, yang akan mudah goyah kembali setelah tantangan datang kembali.
Menurut Tri Hadiyanto Sasongko (2006 : 77) lembaga swadaya masyarakat atau non-government organization merupakan suatu kumpulan individu yang terdiri dari orang-orang yang beragam latar belakang, yang langsung berhubungan dengan dunia realitas, dan secara terorganisir, serta dengan konsep suka rela mempunyai tujuan yang jelas yaitu untuk memajukan berbagai asfek kehidupan masyarakat setempat.
Keberadaan lembaga swadaya masyarakat (LSM / NGO) dalam kegiatan pembangunan desa, khususnya dalam pemberdayaan masyarakat desa yang tergolong dalam komunitas miskin telah menuai banyak pujian dan pengakuan dari masyarakat luas hal ini di dukung juga oleh konsep sukarela lembaga swadaya masyarakat tersebut.
Lembaga Swadaya Masyarakat “Peduli Petani” di kota pagar alam sebagai salah satu LSM yang bergerak dalam bidang pemberdayaan masyarakat petani miskin dan buruh tani, telah memberikan sumbangsih yang besar bagi perkembangan dan kebangkitan masyarakat miskin desa di kota pagar alam. Hal yang menarik yaitu bahwa LSM ini mempunyai visi “untuk membangun masyarakat desa yang dinamis berorientasi ke masa depan dan kelaur dari jeratan lingkar kemiskinan” dan misi “melakukan perubahan secara fundamental, structural, dan cultural demi mencapai kesejahteraan masyarakat desa yang adil dan merata” (AD – ART LSM “Peduli Petani” : 2006-2007)
Berdasarkan fenomena tersebut, maka yang menarik untuk di kaji dalam penelitian ini yaitu bagaimana peranan Lembaga Swadaya Masyarakat “Peduli Petani” dalam pemberdayaan masyarakat miskin pedesaan yaitu kaum buruh tani di Desa Kerta Dewa, Kecamatan Dempo Tengah Kota Pagar alam. Karena keberadayaan lembaga swadaya masyarakat sebagai penggerak dari perubahan social / budaya, serta visi dan misi tersebut juga menjadi landasan yang menarik untuk dikaji dalam peranan LSM tersebut.

2. Rumusan Masalah Penelitian
Keberadaan lembaga swadaya masyarakat (LSM / NGO) dalam kegiatan pembangunan desa, khususnya dalam pemberdayaan masyarakat desa yang tergolong dalam komunitas miskin telah menuai banyak pujian dan pengakuan dari masyarakat luas hal ini di dukung juga oleh konsep sukarela lembaga swadaya masyarakat tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan lembaga swadaya masyarakat (non government organization) “LSM Peduli Petani” dalam pemberdayaan kaum buruh tani di Desa Kerta Dewa, Kecamatan Dempo Tengah Kota Pagar alam.
Adapun rumusan permasalahan penelitiannya adalah sebagi berikut :
1. Bagaimana usaha pemberdayaan buruh tani yang di lakukan oleh LSM “Peduli Petani” di desa Kerta Dewa Kecamatan Dempo Tengah Kota Pagar alam ?
2. Apa kendala-kendala yang di hadapi LSM “Peduli Petani’, dalam melaksanakan peranannya untuk memberdayakan buruh tani di Desa Kerta Dewa, Kecamatan Dempo Tengah Kota Pagar Alam ?

3. Tujuan Penelitian
3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami peranan Lembaga Swadaya Masyarakat “Peduli Petani” dalam pemberdayaan buruh tani di desa Kerta Dewa, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam.


3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Untuk memberikan gambaran umum mengenai pemberdayaan buruh tani yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat “Peduli Petani” di desa Kerta Dewa, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam.
b) Untuk mencari dan mengidentifikasi kendala-kendala yang di hadapi oleh Lembaga Swadaya Masyarakat “Peduli Petani” dalam melakukan program pemberdayaan buruh tani di Desa Kerta Dewa, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam.

4. Manfaat
4.1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan teoritis mengenai peranan dari lembaga swadaya masyarakat (non-government organization) dalam pemberdayaan masyarakat miskin pedesaan terutama kaum buruh tani. Serta memperkaya khasanah bagi perkembangan ilmu-ilmu sosial khususnya sosiologi dalam mengkaji dan menganalisis berbagai dimensi yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan masyarakat desa berdasarkan pendekatan oraganisasi sosial kemasyarakatan.
4.2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah :
a) Dapat digunakan untuk pengkajian yang lebih mendalam mengenai peran lembaga swadaya masyarkat dalam pemberdayaan masyarakat miskin pedesaan.
b) Sebagai bahan rujukan bagi studi lanjutan dalam mengungkapkan berbagai aspek yang berkaitan dengan peranan lembaga swadaya masyarakat dalam penanggulangan dan pemberdayaan masyarakat miskin pedesaan
c) Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam usaha mengikut sertakan lemaga social masyarakat khususnya LSM / NGO dalam usaha pemberdayaan masyarakat miskin pedesaan.

5. Kerangka Teori
Manusia dalam hidupnya tidak lepas dari suatu tatanan social yang didalamnya terkandung hubungan timbale balik anatara status dan peranan dengan batas-batas perangkat unsure-unsur yang merujuk pada suatu keteraturan perilaku, sehingga dapat memberikan bentuk sebagai suatu masyarakat (Syani, 1994 : 68). Di dalam masyarakat terdapat unsure-unsur poko yang sangat urgen yaitu :
a) Kelompok social
b) Lembaga social atau institusi social
c) Kaidah-kaidah atau norma-norma social
d) Lapisan-lapisan social
Menurut Tri Hadiyanto Sasongko (2006 : 77) lembaga swadaya masyarakat atau non-government organization merupakan suatu kumpulan individu yang terdiri dari orang-orang yang beragam latar belakang, yang langsung berhubungan dengan dunia realitas, dan secara terorganisir, serta dengan konsep suka rela mempunyai tujuan yang jelas yaitu untuk memajukan berbagai asfek kehidupan masyarakat setempat
Lembaga Swadaya Masyarakat sebagai lembaga sosial yang bergerak dalam bidang pelayanan dan pengembangan masyarakat menjadi suatu bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat, sehingga kehadiran lemabaga ini menjadi suatu keharusan dalam usaha untuk menyeimbangkan masayarakat dalam tatanan yang teratur dan setiap elemen berfungsi secara semestinya.
Talcott Parson melalui pendekan stuktural fungsional menyatakan bahwa suatu masyarakat akan dapat dianalisis dari sudut syarat-syarat fungsionalnya yaitu:
Fungsi Mempertahankan Pola (pattern maintenance). Fungsi ini berkaitan dengan hubungan antar masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub-sistem kebudayaan. Ini berarti mempertahankan prinsip-prinsip tertinggi dari masyarakat, oleh karena diorientasikan pada realitas yang terakhir.
Fungsi Integrasi. Hal ini mencakup jaminan terhadap koordinasi yang diperlukan antara unit-unit dari suatu sistem sosial, khususnya yang berkaitan dengan kontribusinya pada organisasi dan berperannya keseluruhan sisitem. Fungsi ini menyangkut penentuan tujuan-tujuan yang sangat penting bagi masyarakat dan mobilisasi warga masyarakat untuk pencapaian tujuan-tujuan tersebut.
Fungsi Pencapaian Tujuan (goal attainment). Hal ini menyangkut hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan subsistem aksi kepribadian.
Fungsi Adaptasi yang menyangkut hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan subsistem organisme prilaku dan dengan sub sistem organik. Hal ini menyangkut penyesuaian masyarakat terhadap kondisi-kondisi dari lingkungan hidupnya.
Teori struktural fungsional juga mengisyaratkan ciri-ciri, yaitu masyarakat hendaknya dianalisis secara keseluruhan selaku sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Hubungan sebab-akibat bersifat jamak dan timbal balik. Sistem sosial senantiasa dalam keadaan keseimbangan dinamis, penyesuaian terhadap kekuatan menimpa sistem, menimbulkan perubahan yang minimal dalam sistem itu. Integrasi sempurna tidak pernah terwujud, setiap sistem mengalami ketegangan dan penyimpangan, namun cenderung dinetralisasi melalui institusionalisasi.
Melalui teori struktural fungsionall yang dikekmukanan di kemukakan oleh Talcont Person, inilah melihat bagaimana peranan lembaga swadaya masyarakat dalam usaha pemberdayaan masyarakat miskin pedesaan khususnya buruh tani. Sehingga dapat ditemukan fungsi dan peranan lembaga sosial tersebut bagi masyarakat miskin desa.

6. Tinjauan Pustaka
Penelitian mengenai pemberdayaan masyarakat telah banyak di lakukan oleh beberapa peneliti terdahulu dengan menggunakan berbagai pendekatan atau paradigma yang berbeda. Ada beberapa penelitian yang mengkaji masyarakat desa dan pemberdayaan masyarakat desa diantaranya , penelitian oleh Hery Santoso (2005) mengenai “Renegosiasi Citra Lokal : Potret Transpormasi Masyarakat Desa Hutan” subjek penelitiannya adalah masyarakat desa hutan sebagai kelompok marjinal, penelitian tersebut lebih memfokuskan pada dinamika negosiasi yang dilakukan oleh kapitalisme global melalui pemanfaatan media dan oraganisasi setempat.
Menurut Hery Santoso (2005), pemahaman yang keliru terhadap potret masyarakat yang sesungguhnya di sinyalir menyebabkan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang diinisiasi oleh banyak pihak (termasuk LSM) sering kali mengalami kegagalan, hal ini juga di sebabkan karena telah bergesernya peran dari lembaga swadaya masyarakat dalam pengabdiannya pada masyarakat karena kapitalisme telah membuka peluang bagi negosiasi nilai-nilai lama, herarki social, bahkan dalam hal-hal tertentu, unutk terlibat aktif dalam proses pengorganisasian asfek-asfek kehidupan sehari-hari yang mendalam. Masyarakat local dengan kebutuhan yang stabil pad akhirnya harus bernogosiasi dengan dnia dimana identistas dan selerah senantiasa berubah sesuai dengan kepentingan produksi dan status.
Berbeda dengan penelitian Tri Hadiyanto (2004), mengenai “Hubungan Antara Cita-cita Pertanian Berkelanjutan dan Program-program Kedaulatan Pangan Oleh LSM” menurut Tri Hadiyanto pertanian berkelanjutan di percaya merupakan salah satu jalan alternative unutk mencapai kedaulatan pangan dan sebaliknya kedaulatan pangan merupakan kondisi yang dianggap strategis guna menjamin keberlangsungan pertanian.
Menurut Tri Hadiyanto (2004), menyatakan bahwa pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang tidak tergantikan. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya bila pangan dan pola konsumsi yang menyertainya mandapat perhatian, curahan waktu, dan energi yang sama besarnya dengan asfek-asfek yang lainnya (produksi dan distribusi). Pada kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari asfek tersebut saling terkait dan berarsiran satu sama lainnya.
Berbeda dengan penelitian-penelitian yang telah diuraikan diatas, penelitian ini akan memfokuskan pada bagaimana peranan lembaga swadaya masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat miskin pedesaan, serta melihat program-program yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat “Peduli Petani” dalam usaha untuk memberdayakan masyarakat miskin pedesaan khususnya buruh tani, di Desa Kerta Dewa Kota Pagar Alam.

7. Metode Penelitian :
7.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di Desa Kerta Dewa, Kecamatan Dempo Tengah Kota Pagar Alam. Alasan yang mendasari dipilihnya lokasi ini karena desa tersebut mempunyai komposisi penduduk yang paling besar di kecamatan Dempo Tengah yaitu 1.341 jiwa dan sebagian besar penduduk adalah buruh tani yang tidak memiliki lahan yang cukup untuk memenuhi kehidupan mereka (subtitansi), serta masih jelasnya perbedaan kedudukan antara tuan tanah dan para pekerja.

7.2.Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah meliputi seluruh buruh tani yang ada di desa Kerta Dewa. Penentunan informan dalam penelitian ini yaitu dilakukakan secara purposive yaitu teknik yang bertujuan untuk mengambil informasi dari orang-orang yang benar-benar mengetahuai permasalahan yang diteliti, karena tidak mudah mendata seluruh jumlah buruh tani

7.3.Jenis Dan Sifat Penelitian
Penelitian tentang peranan lembaga swadaya masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat masyarakat miskin pedesaaan khususnya pada kaum buruh menggunakan metode kualitatif
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk dapat menguraikan tenatang karakteristik dari suatu keadaan, dimana penelitian ini hanya pada taraf pengumpulan-pengumpulan fakta-fakta saja dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan studi kasus. Studi kasus dapat menyajikan data-data temuan yang sangat berguna sebagai dasar unutk membangun latar belakang permasalahan bagi perencanaan penelitian yang lebih besar dan mendalam dalam rangka pengembangan ilmu.


7.4. Definisi Konsep
a) Peranan adalah suatu perbuatan seseorang dengan cara tertentu dalam usaha menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang di milikinya (Abdulsyani, 1992 : 94)
b) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Non-Government Organization (NGO) merupakan suatu kumpulan individu yang terdiri dari orang-orang yang beragam latar belakang, yang langsung berhubungan dengan dunia realitas, dan secara terorganisir, serta dengan konsep suka rela mempunyai tujuan yang jelas yaitu untuk memajukan berbagai asfek kehidupan masyarakat setempat (Tri Hadiyanto Sasongko, 2006 : 77)
c) Pemberdayaan adalah usaha meningkatkan kesejahteraan social ekonomi masyarakat malalui peningkatan kualitas sumber daya alam, peningkatan kemampuan permodalan, pengembangan kelembagaan usaha dan pengembagnan kelembagaan usaha bersama dengan menerapkan prinsif gotong royong, keswadayaan dan partisipasi ( Moeljarto, 1996 : 131)
d) Masyarakat adalah mahluk social ynag mendiamai wilayah tertentu baik desa atau kota dalam wilayah suatu Negara, di masyarakat terdapat symbol-simbol, nilia-nilai, aturan-atruan, norma-noram atau kaeadah tingkah laku yang bersifat normative yang harus ditaati di kembangkan atau di pertahankan dan bahkan di ciptakan oleh manusia sebagai anggota masyarkat tersebut ( Asya’ari, 1983 : 14)
e) Masyarakat miskin pedesaan adalah suatu kondisi dimana standar hidup rendah yang dimiliki oleh masyarakat desa dimana adanya tingkat kekurangan materi berupa kekurangan kebutuhan pokok, sebgai akibat keterbatasan kelompok ini memiliki akses dan control terhadap sumberdaya yang penting bagi mereka
f) Buruh tani merupakan adalah pekerja yang menggarap tanah milik orang lain atau tuan tanah secara berkelompok dengan waktu kerja harian dan mendapatkan upah harian yang tidak dapat memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya.

7.5. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati kondisi dan situasi kehidupan buruh tani dan lingkungan fisik dan lingkungan social budaya mereka
2) Wawancara Mendalam
Wawancara di lakukan dengan informan untuk menggali informasi kualitatif secara lengkap dan terperinci yang sifatnya wawancara secara mendalam ( indepth interview ) dengan instrument penelitian berupa pedoman wawancara berstruktur yang telah di persiapkan. Wawancara ini dilakukan dengan kontak langsung ( face to face ) dengan sumber data dalam situasi yang sebenarnya dan dalam situasi yang di buat atau di ciptakan

7.6.Sumber dan Jenis Data
a). Data Primer
Data primer di dapat dari pengamatan dan wawancara di lapangan, mengenai pengetahuan, sikap, prilaku dan lingkngan sosial budaya masyarakat
b). Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat dari referensi dan buku-buku lain yang berhubungan dengan focus penelitian

7.7.Tehnik Pengolahan Data
Adapun data yang diperoleh dari lapangan yaitu data primer maupun sekunder akan diolah terlebih dahulu agar dalam menganalisa data serta didalam pembahasan dapat dilakukan secara sistematis. Tahap yang dilakukan proses “pemeriksaan data” (editing) yang dikumpulkan untuk memastikan kesempurnaan penelitian dari setiap instumen pengumpulan data.

7.8.Tehnik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif terdapat tiga tahap dalam menganalisis data adalah sebagai berikut :
1). Pemprosesan satuan (unityzing)
Dalam unityzing ada dua tahap yaitu tipologi satuan di mana tahap ini memberikan nama sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh subjek yang dikehendaki oleh latar penelitian maksudnya peneliti menulis apa yang dipikirkan atau yang dikemukakan oleh informan dalam bentuk bahasanya yang akan diartikan oleh peneliti berdasarkan pengamatannya; kedua yaitu penyusunan yang terdiri informasi kecil yang mempunyai arti yang kemudian disusun untuk memudahkan kategorisasi.
2). Kategorisasi
Adalah satu tumpukan data yang disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat atau kreteria tertentu.
3). Penafsiran Data
Pada tahap ini menggunakan metode deskriftif semata-mata yang menggambarkan dan menceritakan penelitian yang sesuai dengan permasalahan diatas (Moleong, 1998: 191)

8. Pembahasan
Manusia di dalam beriteraksi dengan lingkungannya tidak lepas dari pandangannya mengenai lingkungannya, bagaimana masyarakat tersebut beradaptasi , mengelola, dan memanfaatakanya. Menurut Darry Force (1991) bahwa antara lingkungan alam dengan kegiatan manusia selalu terdapat perantara yang menghubungkannya, yaitu seperangkat pengetahuan, sekumpulan tujuan, kepercayaan dan nilai-nilai, melalui pola-pola kebudayaan inilah manusia menafsirkan lingkungan alam dengan seluruh isinya.
Upaya dan perilaku masyarakat terhadap pemanfaatan lingkungan maupun pemeliharaannya mempunyai keitan erat dengan persefsi mereka tentang lingkungan. Di desa kerta dewa sebagian penduduknya hidup dan memanfaatkan kekayaan lingkungan yang dimilikinya dan sebagian besar penduduknya adalah buruh tani. Seluruh kegiatan yang mereka lakukan sebagaian besar berdasarkan pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahauan yang mereka tangkap mengenai lingkungan itu, lahirnya tindakan yang mereka sadari mengenai jenis-jenis sumberdaya yang mereka miliki.
Pemanfaatan lingkungan dan pemeliharaanya, kekayaan alam lingkungan di manfaatkan manusia untuk kelangsungan kehidupan mereka, beberapa kegiatan pemanfaatan alam lingkungan yang dilakukan manusia khususnya. Pemberdayaan masyarakat pedesaan, terutama dalam usaha penggulangan kemiskinan, yang menjadi prioritas dalam pemberdayaan tersebut di curahkan perhataian pada masyarakat miskin desa dan kaum buruh yang berada pada kehidupan substitansi.
Masyarakat desa terutama buruh tani menjadi salah satu sosok yang selalu digambarkan dalam dunia realitas sebagai sosok yang tak berdaya dalam menghadapi kehidupannya, dan bahkan untuk bertahanpun sangat sulit, hal inilah yang menjadi prioritas utama dalam pengembangan dan pemberdayaan yang dilakukaan oleh berbagai pihak terutama lembaga swadaya masyarakat. Kekuatan dan ketersediaan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM), kedua hal inilah yang menjadi cakupan utama dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.
Pemberdayaan buruh tani di desa kerta dewa melalui lembaga swadaya masyarakat “Peduli Petani” mengutamakan pada pengembangan potensi local yang dimiliki oleh masyarakat miskin tersebut, dengan mengedepankan potensi tersebut maka secara tidak langsung perubahan social dan status social mereka bangkit dengan sendirinya, sehingga strategi hidup para buruh tani akan lebih kuat dalam menghadapi kondisi dan situasi apapun. Pemberdayaan yang dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat ini mempunyai beberapa poin penting diantaranya pemebrdayaan pada tahapan pengetahuan (kognitif), perilaku afektif dan prilaku fsikomotorik yang menyangkut aktivitas dan gerakan.
Tujuan utama pemberdayaan yang dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) yaitu untuk meminimalisir dan menanggulangi kemiskinan serta dapat meratakan kesejahteraan masyarakat terutama kaum buruh yang selalu terjepit dengan kerawanan pangan yang cukup memprihatinkan. Pencapaian tujuan tersebut juga memperhatikan beberapa tahapan yaitu perubahan pada tahap pengetahuan, sikap, dan norma kedua tahapan perubahan perilaku dan ketiga yanitu bangkitnya kaum buruh tersebut kedalam tingkatan status yang lebih tinggi.
Hambatan dan tantangan yang di hadapi oleh lembaga swadaya masyarakat dalam usaha pemberdayaan masyarakat miskin desa yaitu buruh tani sangat komflek sekali diantaranya masih kuatnya aturan-aturan yang mengekang kretifitas mereka, kurang terbukanya dengan perubahan, dan sesuatu yang baru. Serta hambatan yang paling besar yaitu adanya pihak yang mencoba untuk mempertahankan staus quo dimana meraka sangat di untungkan dengan banyaknya buruh tani, sehingga mereka bisa meneka biaya produksi lahan pertanian dan perkebunan mereka.

9. Kesimpulan
Lembaga swadaya masyarakat sebagai lembaga social yang lahir dari masyarakat telah banyak berperan dalam pembangunan masyarakat, kehadiran lembaga swadaya masyarakat yang selalu memposisikan dan memberikan perhatian pada masyarakat yang termajinalisasi telah mendapat banyak pujian dan penghargaan dari masyarakat akan keindefendenan lembaga ini, dalam usaha usaha unutk membangun tatanan masayarakat yang ideal yaitu suatu tatanan dimana keadilan dan kemerataan merata dalam masyarakat.
Peranan lembaga swadaya masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat miskin pedesaan khususnya buruh tani, menjadi cukup urgen ketika buruh tani tersebut terjepit kedalam jeratan pangan yang di ciptakan oleh para penguasa modal dan kapitalisme pertanian. Tetapi situasi ini tidak selalu bedanfak positif dalam usaha pemberdayaan oleh Lembaga swadaya masyarakat, karena banyaknya actor yang merasa akan di rugikan dengan pemberdayaan kaum buruh tersebut, sehingga mereka menyebarkan isu pada kaum buruh untuk tidak mudah percaya dengan LSM yang di lebelkan sebagai penjual kaum miskin untuk mendapat keuntungan pribadi dan kelompoknya sendiri.


DAFTAR PUSTAKA


Abdullah, syani. 1994. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan .bumi kasara
Jakarta

Asya’ari, S. I. 1993. Sosiologi Kota dan Desa. Surabaya : Usaha Nasional

Danim, Sudarman. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : CV Pustaka Setia

Moleong, J. Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja

Ritzer, George. 1992., Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Jakarta. Rajawali pers

- Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
-
Susongko, Tri Hadiyanto. 2006. Jurnal Analisis Sosial. Bandung : Akatiga

Verhagen, Koenraad. 1996. Pengembangan Keswadayaan Pennglaman LSM Tiga Negara. Jakarta : Puspa Swara

M.Z. Lawang, Robert. 1994. Teori Sosiologi Klasik Dan Modern. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Tidak ada komentar: